Translate

Lazada.com

Sabtu, 26 Juli 2014

Jemput Surga via Silaturrahim



Pada suatu ketika, Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bercerita. Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam Surga dan menjauhkan aku dari Neraka.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung tali silaturrahim” (HR. al-Bukhari no. 1396 dan Muslim no. 13).
           
Hadits di atas adalah ‘beritayang menggembirakan dan menenangkan batin. Maka, seorang mukmin yang taat, ketika diberitahu amalan silaturrahim bisa mengantarkannya ke surga tentunya akan segera untuk melaksanakannya. Menyambung silaturrahim dengan sungguh-sungguh, istiqomah, dan penuh keikhlasan.
Di zaman sekarang, terjadi fenomena begitu banyak orang yang putus kekeluargaan, putus silaturrahim. Pertumbuhan keluarga dan tuntutan pekerjaan memungkinakan perpindahan tempat tinggal seseorang. Jauhnya jarak akibat perpindahan, kesibukan dan sarana transportasi kadang membuat malas berkunjung untuk melestarikan silaturrahim.
Begitu juga sikap orang tua yang enggan berkunjung ke rumah kerabat dekat membuat orang tua tidak sempat memperkenalkan anggota keluarganya kepada saudara yang lain. Anak-anak tidak kenal putra-putri paman-bibinya, putra-putri pakde-budenya, tidak kenal saudara-saudara kakek-nenek dan keturunannya. Terlebih lagi, masyarakat di Indonesia tidak melestarikan budaya menghafal nasab keluarga. Jadilah, silaturrahim bisa terputus.
Di zaman ini, mencari teman yang baik, sulit. Untuk sekadar mencari teman biasa saja susahnya bukan main apalagi teman yang baik, shalih dan ikhlas. Di tengah susahnya orang mencari teman dan saudara seiman, di sekitar kita malah banyak orang yang terputus persaudaraan dan pertemanannya. Atau bahkan, astaghfirullah, malah ada yang memutus dengan sengaja persaudaraan atau pertemanan dengan sebab yang sepele, seperti: beda harokah, beda pendapat, dan hal lain yang serupa dengan itu. Na’udzubillahi min-dzalik.
Silaturrahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab. Silaturrahim juga bisa diperluas dengan menjalin persaudaraan antarsesama mukmin. Ini didasarkan pada firman Allah:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (الحجرات: 10 )
“Sesungguhnya orang-orang beriman itubersaudara. Sebabitu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (QS Al-Hujurat: 10)
Dengan demikian persaudaraan semakin luas, menambah semaraknya persatuan dan menambah kekuatan dalam bingkai iman (Aqidah). Landasan iman inilah yang membuat Allah memperhatikan saudara kerabat dan kaum mukminin yang menjalin silaturrahim. Iman yang membingkai silaturrahim inilah yang menjadikan silaturrahim sebagai salah satu amalan yang bisa mengantar masuk surga.
Manfaat silaturrahim selain pengantar masuk surga adalah sebagai tanda keimanan seseorang dan konsekuwensinya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim” (HR. Al-Bukhari no. 5787). Silaturrahim akan memperluas rizki dan memperpanjang umur. Selengkapnya riwayat beliau adalah, Abu Hurairah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim’.” (HR. al-Bukhari no. 5986 dan Muslim no. 2557).
Silaturrahim juga merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah dan paling utama di hadapan Allah. Mengenai hal ini riwayat berikut menjelaskan, bahawa suatu ketika seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah.” Dia bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Kemudian menyambung silaturahmi” (Shahih at-Targibwa at-Tarhib no. 2522).
Begitu besar dan banyak manfaat silaturrahim bagi kita. Jika sedemikian besar manfaat dan utamanya silaturrahim ini, bagaimana jika ada orang yang memutus silaturrahim? Orang yang memutus silaturrahim akan diancam tidak akan masuk surga, dikutuk Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya. Ancaman ini berdasarkan firman Alla: “Maka apakah sekiranya kalian berkuasa, kalian akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan silaturrahim (hubungan kekeluargaan)? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah, lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan (penglihatannya)” (QS Muhammad: 22-23). Juga, berdasarkan hadits bahwa, “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan” (HR. Mutafaqun Alaih). Terkait ini, Sufyan berkata dalam riwayatnya bahwa yang dimaksud adalah memutuskan ikatan kekeluargaan.
Dengan demikian, menjaga agar silaturhim tetap terjalin adalah sebuah keharusan dan tentunya akan menjadi sebuah amanah bagi orang-orang yang menginginkan surga. Bagaimana caranya? Silaturrahim bisa kita jaga dengan membudayakan berkunjung, menyebarkanasalam, mendoakan orang yang memuji Allah ketika bersin, tersenyum ikhlas pada saudaranya, saling memberi hadiah, menjenguk orang yang sakit, dan melakukan takziyah.
Begitu juga dengan melestarikan tradisi yang baik. Misal, saling berkunjung berkunjung di saat Hari Raya Idul Fitri adalah termasuk tradisi yang mampu mempererat kekeluargaan, persaudaraan dan pertemanan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H, selamat saling berkunjung dan Taqobbalallohu minna wa-minkum. Wallahu’alam. []

Nurkholis el-Jombangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar