Oleh Nurkholis el-Jombangi
Siapa yang tidak menginginkan kebaikan?
Setiap dari kita menginginkan kebaikan. Hanya orang yang
tak berakal saja yang tidak menginginkan kebaikan bagi dirinya. Apalagi
kebaikan dari langit, yang artinya kebaikan yang diturunkan oleh Alloh Subhanahu
wa Ta’ala, tentu setiap dari kita pasti menginginkannya. Manisnya iman
dengan melakukan ibadah yang khusyuk, melimpahnya harta dengan kemanfaatan yang
mulia, kesehatan yang senantiasa terjaga, persaudaraan dan pertemanan yang
senantiasa terjalin dengan erat, lahirnya anak, tetangga yang baik, dan
memperoleh jalan keluar dari setiap kesulitan yang ada itu semua adalah
beberapa bentuk kebaikan-kebaikan yang turun dari langit, kebaikan yang diturun
kan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tentunya masih banyak lagi
kebaikan-kebaikan yang kita inginkan. Lantas bagaimana kita menggapai
kebaikan-kebaikan itu?
Berikut kiat dari ulama salaf yang patut kita ambil, Dari Musa bin al-Mu’alla, diriwayatkan bahwa ia berkata, “Abu Hudzaifah pernah berkata,
ثَلَاثُ حِصَالٍ إِنْ كُنَّ
فِيْكَ لَمْ يَنْزِلْ مِنَ السَّمَاءِ جَيْرٌ إِلَّا كَانَ لَكَ فِيْهِ نَصِيْبٌ:
يَكُوْنُ عَمَلُكَ لِلّهِ عَزَّ وَ جَلَّ, وَ تُحِبُّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ
لِنَفْسِكَ, هذِه الْكِسْرَةِ تَحَرَّفِيْهَا مَا قَدَرْتَ
“Ada tiga kriteria yang apabila
ketiganya ada pada dirimu, setiap turun kebaikan dari langit, pasti kamu dapat
bagian; hendaknya amalan kamu hanya untuk Alloh, hendaknya kamu menyukai apa
yang menjadi milik orang lain sebagaimana kamu menyukainya untuk menjadi
milikmu sendiri, dan soal kisrah (makanan) ini, jagalah kehalalannya semampumu.” (Shifatush Shofwah IV: 29 dikutip oleh Abdul
Aziz bin Nashir al-Jalil dalam Panduan Akhlak Salaf, Aina Nahnu min Akhlaqis
Salaf).
Dari riwayat di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran
berharga agar kita senantiasa mampu menggapai setiap kebaikan dari langit:
1. Ikhlas Kepada Alloh dalam Setiap Amal
Pelajaran pertama ini adalah tentang iman. Kepercayaan bahwa setiap segala
sesuatu adalah untuk Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tidak menduakan Alloh
dengan yang selain-Nya. Setiap insan yang menginginkan karunia kebaikan dari Alloh
Subhanahu wa Ta’ala, tentunya dengan keyakinan penuh akan berupaya
membuat Alloh Subhanahu wa Ta’ala senang, tersenyum dan ridlo dengan apa
yang dia perbuat. Sekuat tenaga, pikiran dan lisannya dia upayakan untuk
menghadirkan kecintaan Alloh padanya. Karena dia yakin jika Alloh senang, ridlo
dan mencintainya, Alloh Yang Maha Kuasa akan memberikan yang terbaik buat dirinya
bahkan sampai seluruh penduduk langit pun akan memberikan cinta dan kebaikannya
kepadanya dan penduduk bumi pun menerimanya.
Rasululloh Saw bersabda: Sesungguhnya Alloh Subhanahu
wa Ta’ala jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan
berkata: “Wahai Jibril, Aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibril
pun mencintainya, lalu Jibril mengumumkan kepada penghuni langit, “Wahai penduduk
langit, sesungguhnya Alloh mencintai orang ini, maka cintailah dia.” Maka seluruh penduduklangit pun mencintainya. Selanjutnya
orang itu dapat diterima oleh segenap makhluk Alloh di muka bumi.” (HR.
Bukhari). Bayangkan bagaimana rasanya jika segenap makhluk Alloh di muka bumi
menerima kita. SubhanAlloh.
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“ ...Tidak seorang hamba pun
mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai, melainkan dengan
apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak akan berhenti mendekati-Ku
dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya,
maka Aku yang akan menjadi telinganya yang digunakannya untuk mendengar, Aku akan
menjadi matanya yang digunakannya untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya
yang digunakannya untuk memukul, Aku aka nmenjadi kakinya yang digunakannya untuk
berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan mengabulkannya dan jika
meminta perlindungan-Ku, maka sungguh Aku akan melindunginya.” (HR Al Bukhari, j.5, h. 2384). Ingin mendapat bagian setiap kebaikan dari langit? Ikhlas hanya untuk Alloh Subhanahu wa
Ta’ala kuncinya.
2. Cinta dan Peduli Kepada Saudara.
Cinta adalah sarana mendapat kebaikan, bahkan atas dasar cinta seseorang
akan mampu bersama dengan orang yang dia cinta. Implikasi kebaikan cinta tidak
hanya sebatas di dunia yang fana ini saja, namun bisa lebih jauh lagi berimplikasi
dimensi akhirat. Kehidupan cinta suami istri misalnya, mereka akan berkumpul di
di akhirat dengan izin Alloh sebagaimana firman Alloh berikut, “Ya Tuhan
kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada
mereka dan orang-orang yang shaleh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri
mereka, dan keturunan mereka semua...”(QS. al-Mukmin: 8).
Cinta
dan peduli kepada saudara juga akan memberikan implikasi yang positif dan
menyelamatkan. Seorang yang mencintai ulama, orang shaleh, orang yang berpikir
positif dan khusnudzon, insyaAlloh akan merasakan kebaikan dari mereka. Cinta
kepada Alloh dan Rasululloh akan mengantarkan mereka kepada cinta kepada ulama,
orang shaleh, orang yang berpikir positif dan khusnudzon. Mengapa demikian?
Karena Alloh dan Rasululloh memerintahkannya, dan tanda keberimanan seseorang
adalah ketaatan. Di antara perintah Alloh dan Rasululloh adalah peduli kepada
saudara. Bentuk kepedulian itu diantaranya adalah zakat, sedekah, dan infaq.
Bagi orang yang beriman, menunaikan zakat, sedekah, dan infaq adalah sebuah
kenikmatan dan hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Belum lagi orang
zakat, sedekah, dan infaq yang dilandasi ketakwaan akan mendapat balasan
kebaikan dari Alloh, dan tentunya kebaikan itu tiada batas bahkan tanpa
disangka-sangka dari mana sumbernya.
3. Menjaga Kehalalan Makanan
Perintah dan motivasi untuk mencari dan memakanan halal
dan baik sangat banyak dalam al-Qur’an dan al-Hadits, diantaranya adalah firman
Alloh, “Wahai Manusia, makanlah dari apa yang da di bumi secara halal dan
baik. Dan Janganlah kalian ikuti langka-langkah setan. Sesungguhnya ia adalah
musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. al-Baqarah: 168) Dan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Mencari barang halal itu fardlu (wajib) atas setiap
muslim.” (diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud).
Makanan akan masuk dalam perut dan bercampur dengan darah dan menjadi daging.
Oleh karena itu, makanan akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Makanan
juga akan berpengaruh terhadap kehidupan spiritualnya. Makanan yang dimakan dan
bahkan seluruh benda yang melekat pada tubuh manusia berdampak pada terkabul
dan tidaknya do’anya. Jika makanan dan benda-benda yang melekat pada tubuh
adalah tidak halal alias haram, tertolaklah do’anya. Bagaimana kebikan akan
diperoleh jika do’a kebaikannya saja ditolak?
Sungguh tips yang berharga dan penuh manfaat jika kita
benar-benar melakukannya. Selalu menjaga keikhlasan kepada Alloh dalam setiap
amal, peduli kepada kepentingan saudara, dan menjaga kehalalan makanan yang
masuk dalam perut. Semoga kita termasuk insan yang senantiasa mendapat bagian
kebaikan dari langit. Aamiin. WAllohu ‘alam bishshawwab. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar