Translate

Lazada.com

Sabtu, 13 September 2014

MENGGAPAI SETIAP KEBAIKAN DARI LANGIT



Oleh Nurkholis el-Jombangi

Siapa yang tidak menginginkan kebaikan?
Setiap dari kita menginginkan kebaikan. Hanya orang yang tak berakal saja yang tidak menginginkan kebaikan bagi dirinya. Apalagi kebaikan dari langit, yang artinya kebaikan yang diturunkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, tentu setiap dari kita pasti menginginkannya. Manisnya iman dengan melakukan ibadah yang khusyuk, melimpahnya harta dengan kemanfaatan yang mulia, kesehatan yang senantiasa terjaga, persaudaraan dan pertemanan yang senantiasa terjalin dengan erat, lahirnya anak, tetangga yang baik, dan memperoleh jalan keluar dari setiap kesulitan yang ada itu semua adalah beberapa bentuk kebaikan-kebaikan yang turun dari langit, kebaikan yang diturun kan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tentunya masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang kita inginkan. Lantas bagaimana kita menggapai kebaikan-kebaikan itu?

Berikut kiat dari ulama salaf yang patut kita ambil, Dari Musa bin al-Mu’alla, diriwayatkan bahwa ia berkata, “Abu Hudzaifah pernah berkata,
ثَلَاثُ حِصَالٍ إِنْ كُنَّ فِيْكَ لَمْ يَنْزِلْ مِنَ السَّمَاءِ جَيْرٌ إِلَّا كَانَ لَكَ فِيْهِ نَصِيْبٌ: يَكُوْنُ عَمَلُكَ لِلّهِ عَزَّ وَ جَلَّ, وَ تُحِبُّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ, هذِه الْكِسْرَةِ تَحَرَّفِيْهَا مَا قَدَرْتَ
“Ada tiga kriteria yang apabila ketiganya ada pada dirimu, setiap turun kebaikan dari langit, pasti kamu dapat bagian; hendaknya amalan kamu hanya untuk Alloh, hendaknya kamu menyukai apa yang menjadi milik orang lain sebagaimana kamu menyukainya untuk menjadi milikmu sendiri, dan soal kisrah (makanan) ini, jagalah kehalalannya semampumu.” (Shifatush Shofwah IV: 29 dikutip oleh Abdul Aziz bin Nashir al-Jalil dalam Panduan Akhlak Salaf, Aina Nahnu min Akhlaqis Salaf).
Dari riwayat di atas dapat kita ambil sebuah pelajaran berharga agar kita senantiasa mampu menggapai setiap kebaikan dari langit:
1.    Ikhlas Kepada Alloh dalam Setiap Amal
Pelajaran pertama ini adalah tentang iman. Kepercayaan bahwa setiap segala sesuatu adalah untuk Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tidak menduakan Alloh dengan yang selain-Nya. Setiap insan yang menginginkan karunia kebaikan dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala, tentunya dengan keyakinan penuh akan berupaya membuat Alloh Subhanahu wa Ta’ala senang, tersenyum dan ridlo dengan apa yang dia perbuat. Sekuat tenaga, pikiran dan lisannya dia upayakan untuk menghadirkan kecintaan Alloh padanya. Karena dia yakin jika Alloh senang, ridlo dan mencintainya, Alloh Yang Maha Kuasa akan memberikan yang terbaik buat dirinya bahkan sampai seluruh penduduk langit pun akan memberikan cinta dan kebaikannya kepadanya dan penduduk bumi pun menerimanya.
Rasululloh Saw bersabda: Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, Aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibril pun mencintainya, lalu Jibril mengumumkan kepada penghuni langit, “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Alloh mencintai orang ini, maka cintailah dia.” Maka seluruh  penduduklangit pun mencintainya. Selanjutnya orang itu dapat diterima oleh segenap makhluk Alloh di muka bumi.” (HR. Bukhari). Bayangkan bagaimana rasanya jika segenap makhluk Alloh di muka bumi menerima kita. SubhanAlloh.
Rasululloh ShallAllohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“ ...Tidak seorang hamba pun mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai, melainkan dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak akan berhenti mendekati-Ku dengan perbuatan-perbuatan sunnah hingga Aku mencintainya. Ketika Aku telah mencintainya, maka Aku yang akan menjadi telinganya yang digunakannya untuk mendengar, Aku akan menjadi matanya yang digunakannya untuk melihat, Aku akan menjadi tangannya yang digunakannya untuk memukul, Aku aka nmenjadi kakinya yang digunakannya untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, sungguh Aku akan mengabulkannya dan jika meminta perlindungan-Ku, maka sungguh Aku akan melindunginya.” (HR Al Bukhari, j.5, h. 2384). Ingin mendapat bagian setiap kebaikan dari langit?  Ikhlas hanya untuk Alloh Subhanahu wa Ta’ala kuncinya.

2.    Cinta dan Peduli Kepada Saudara.
Cinta adalah sarana mendapat kebaikan, bahkan atas dasar cinta seseorang akan mampu bersama dengan orang yang dia cinta. Implikasi kebaikan cinta tidak hanya sebatas di dunia yang fana ini saja, namun bisa lebih jauh lagi berimplikasi dimensi akhirat. Kehidupan cinta suami istri misalnya, mereka akan berkumpul di di akhirat dengan izin Alloh sebagaimana firman Alloh berikut, “Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shaleh diantara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua...”(QS. al-Mukmin: 8).
              Cinta dan peduli kepada saudara juga akan memberikan implikasi yang positif dan menyelamatkan. Seorang yang mencintai ulama, orang shaleh, orang yang berpikir positif dan khusnudzon, insyaAlloh akan merasakan kebaikan dari mereka. Cinta kepada Alloh dan Rasululloh akan mengantarkan mereka kepada cinta kepada ulama, orang shaleh, orang yang berpikir positif dan khusnudzon. Mengapa demikian? Karena Alloh dan Rasululloh memerintahkannya, dan tanda keberimanan seseorang adalah ketaatan. Di antara perintah Alloh dan Rasululloh adalah peduli kepada saudara. Bentuk kepedulian itu diantaranya adalah zakat, sedekah, dan infaq. Bagi orang yang beriman, menunaikan zakat, sedekah, dan infaq adalah sebuah kenikmatan dan hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Belum lagi orang zakat, sedekah, dan infaq yang dilandasi ketakwaan akan mendapat balasan kebaikan dari Alloh, dan tentunya kebaikan itu tiada batas bahkan tanpa disangka-sangka dari mana sumbernya.

3.    Menjaga Kehalalan Makanan
Perintah dan motivasi untuk mencari dan memakanan halal dan baik sangat banyak dalam al-Qur’an dan al-Hadits, diantaranya adalah firman Alloh, “Wahai Manusia, makanlah dari apa yang da di bumi secara halal dan baik. Dan Janganlah kalian ikuti langka-langkah setan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. al-Baqarah: 168)  Dan bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mencari barang halal itu fardlu (wajib) atas setiap muslim.” (diriwayatkan  dari Ibnu Mas’ud). Makanan akan masuk dalam perut dan bercampur dengan darah dan menjadi daging. Oleh karena itu, makanan akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Makanan juga akan berpengaruh terhadap kehidupan spiritualnya. Makanan yang dimakan dan bahkan seluruh benda yang melekat pada tubuh manusia berdampak pada terkabul dan tidaknya do’anya. Jika makanan dan benda-benda yang melekat pada tubuh adalah tidak halal alias haram, tertolaklah do’anya. Bagaimana kebikan akan diperoleh jika do’a kebaikannya saja ditolak?
Sungguh tips yang berharga dan penuh manfaat jika kita benar-benar melakukannya. Selalu menjaga keikhlasan kepada Alloh dalam setiap amal, peduli kepada kepentingan saudara, dan menjaga kehalalan makanan yang masuk dalam perut. Semoga kita termasuk insan yang senantiasa mendapat bagian kebaikan dari langit. Aamiin. WAllohu ‘alam bishshawwab. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar